Katmiati, mantan BMI yang merintis usaha bakpia

Buruh Migran

Diakui atau tidak, sulitnya mendapatkan pekerjaan dengan upah layak di tanah air, menjadi alasan sebagian besar perempuan migran memilih bekerja keluar negeri untuk menopang biaya hidup.

Katmiati adalah salah satunya. Perempuan kelahiran tahun 1977 asal Trenggalek Jawa Timur ini adalah orang tua tunggal yang terpaksa meninggalkan 3 anaknya untuk bekerja di Hong Kong.
10 tahun bekerja pada satu majikan, Ia memutuskan berhenti pada Oktober 2018.

Sekembalinya ke Indonesia, Katmiati harus memutar otak untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Bermodalkan dari hasil menabung selama bekerja di Hong Kong berbagai usahapun dilakoni.
Dari mulai ternak kelinci, membuka toko sembako dan merintis usaha kuliner yaitu membuat bakpia.

Ide membuat bakpia datang dari anak pertama Evi dan anak keduanya, Panji. Anaknya tersebut sebelumnya pernah bekerja sebagai karyawan di pabrik roti.

Merasa punya bekal pengalaman selama bekerja, Karmiati lalu memutuskan membeli peralatan produksi dan merintis usaha bakpia dibantu oleh ketiga anaknya.

Ia melihat peluang yang menjanjikan. Karena para konsumen membeli bakpia bukan hanya dikonsumsi tetapi juga untuk oleh-oleh dan melayani pesanan orang hajatan.

Untuk pemasaran,Katmiati menitipkan ke saudara yang berjualan dipasar dan mempromosikan produknya yang diberi nama “Restu Ibu” melalui media sosial. Ia menuliskan nama dan nomer telepon pada stiker kecil yang ditempel dikotak bakpia, sehingga orderan bisa datang langsung.

Bakpia ini mempunyai beberapa varian rasa seperti, kacang ijo, tape dan coklat. Baru dua bulan merintis usaha ini, Katmiati sudah mampu menjual 150 pak mika dibandrol dengan harga Rp5000 per pak isi delapan biji dan 650 dus setiap harinya.

Katmiati berharap, kedepannya usaha pia ini bisa maju agar bisa membeli alat produksi tambahan.

“Harapan saya kedepan ya bisa lebih maju, terutama peralatan lebih lengkap punya mesin pengaduk terutama biar nggak terlalu capek. sekarang msh manual semua.” Ungkapnya ketika dihubungi via telepon (16/1).

Katmiati yang selama di Hong Kong tergabung dan aktif dalam organisasi Oi Merah Putih berpesan kepada kawan-kawan BMI untuk menabung, sehingga ketika pulang kemudian melihat situasi peluang usaha yang menjanjikan dan bisa langsung memulai usaha.

“Untuk BMI tabung terus gajine. Sebab kita bisa buka usaha di kampung setelah kita melihat situasi di kampung kita masing-masing. Misalnya yang lagi lancar apa? kalau ada modal kan kita bisa sewaktu waktu mulai usaha.” Pungkasnya.

Nah kalau kalian, punya cita cita usaha apa setelah kembali ke tanah air? Share yuk.

(Yan)

Please follow and like us:
No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita
Diputus Kontrak Karena Menjalankan Ibadah, PMI Tuntut Majikan

Seorang pembantu rumah tangga asal Indonesia menggugat mantan majikannya atas diskriminasi yang dialaminya setelah ia dilarang melakukan ibadah dan mengenakan jilbab serta pakaian Muslim dan salat pada hari kerjanya. PMI yang bernama Dwi Lestari juga menuntut ganti rugi lebih dari HK$250.000. Seperti yang dimuat dalam koran online South China Morning …

Aksi
Aksi Tuntutan Kenaikan Gaji dan Perbaikan Akomodasi PMI di Hong Kong

Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hong Kong telah menggelar aksi pada hari Minggu, 03 Agustus 2023 menuntut kenaikan gaji dan perbaikan akomodasi. Tuntutan ini muncul sebagai respons terhadap kondisi kerja yang sulit dan biaya hidup yang tinggi di negara tersebut. Aksi diikuti oleh Indonesian Migrant Workers Union ( IMWU) , …

Buruh Migran
Pres Rilis: GAMMI Hong Kong Gelar Kongres ke–15

Ahad, 21 Mei 2023 Assalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarakaatuhu Gabungan Migran Muslim Indonesia-Hong Kong (GAMMI) menggelar Kongres ke-15 pada Minggu, 21 Mei 2023, dengan tema “Mari perkuat GAMMI dengan memperbanyak kerja pendidikan, menambah keanggotaan, memperluas kerja jaringan dan silaturahmi untuk memperkuat perjuangan, mempertahankan hak-hak kita sebagai Muslimah dan Migran Indonesia”. Kongres merupakan …